Oleh: M. Syahminan
A.
PENDAHULUAN
Segala
puji bagi Allah swt.yang maha mengetahui
segala sesuatu yang lahir maupun batin. Kepunyaan Allah langit dan bumi,
segala yang ada didalamnya dan diantara keduanya, Allah mengatur perputaran dan
sistem antara masing-masing benda dan makhluk dengan ilmu-Nya, memberi
pelajaran dan kemudahan bagi manusia yang memperhatikan dengan
akalnya.Diciptakan Allah manusia
yang merupakan manifestasi keagungan
Allah, diajarkan-Nya ilmu yang bermanfaat untuk mengenal Allah, dengan demikan
Allah dikenal yang memberi efek bagi eksistensi manusia dibumi.
Shalawat
dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Junjungan manusia dan pembawa risalat
tauhid untuk kebahagian manusia dunia dan akhirat.
Dengan
ilmu Allah menunjukkan dirinya diantara tanda-tanda alam yang terhampar
dipermukaan bumi, dan yang diwahyukannya kepada rasul-rasul-Nya yang mulia.Ilmu
membawa ketinggian derajat disamping iman. Sungguh beda orang berilmu dengan
yang tidak berilmu. Allah membuka tabir (rahasia) hidup dengan ilmu, hanya
orang yang berilmu yang dapat mensyukuri
nikmat yang diberikan Allah.. Dengan demikian ilmu adalah keutamaan, kemuliaan,
dan orang yang yang berilmu (alim), adalah yang tunduk kepada Tuhannya. Ilmu
dapat membelah samudra luas, membelah jagat raya, membongkar kedalaman bumi,
hasilnya juga menimbulkan ilmu baru yang semakin membuka rahasia alam semesta
yang terlihat menundukkan manusia kepada tuhan, sebagai mana ucapan nseorang
ilmuan Milne
Milne
mengatakan bahwa rasional dari alam
semesta ini merupakan bukti bahwa alam
telah diciptakan oleh pencipta yang rasional. Maksud alam semesta
rasional adalah hukum alam yang diramalkan sebelumnya
akan ditemukan lewat eksprimen
dan observasi. Menurut Milne, Tuhanlah yang menciptakan alam semesta dan hukum alam yang mengaturnya,
Milne juga menjelaskan bahwa; Seseorang tak dapat mempelajarikosmologi
misalnya, kalau tidak mempunyai sikap
keagamaan.[1]
a.
Gambaran Umum
Makalah ini berupaya untuk
menjelaskan ilmu pengetahuan menurut
perspektif Hadis-hadis Nabi saw. baik
bentuk, sifat, fungsi, hubungan ilmu dan pemilik ilmu, maupun isi, tujuan mencari ilmu, resiko
pemilik ilmu dan penggunaan ilmu dalam kehidupan yang terlihat tidak saja
bersifat dunia tetapi berefek akhirat,
dimana ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang dimulyakan Islam.
Dalam uraiannya akan dilihat
term-term hadis yang saling memberi penjelasan tentang pengertian ilmu
pengetahuan, sehingga membentuk pengertian ilmu pengetahuan atau sistem ilmu pengetahuan yang tentunya
memberi gambaran tentang ilmu yang nantinya akan dilakukan perbandingan dengan
pengertian ilmu pengetahuan menurut Barat yang berkembang sekarang yang
bersifat Westernisasi. Selanjutnya akan dilihat segi-segi persamaan dan
perbedaan pengertian ilmu menurut islam dan Barat.
Penelusuran data terhadap kitab-kitab hadis dengan mengumpulkan hadis-hadis yang memuat
didalamnya kata ilmu (tematik). Teks-teks hadis dianalisis dengan
analisis teks yang mengedepankan
penelusuran makna dan menjelaskannya
berdasarkan bentuk dan sifat hadis- hadis tersebut.
b.
Alasan
pembahasan
Perkembangan pengetahuan Barat yang
mendominasi ilmu pengetahuan sepertinya telah mengkaburkan makna ilmu
pengetahuan baik dari segi bentuk, objek kajian bahkan tujuan ilmu pengetahuan
yang kini berkembang sehingga makna ilmu pengetahuan hanya sekedar pemenuhan
dan kepentingan dunia semata, yang berepek kepada sikap dan pandangan kaum
muslimin menjadi dangkal. Lebih ironi lagi kaum muslimun mejadi bersifat
materialistis yang dengan ilmu menghalalkan segala cara untuk memperoleh
kekayaan duniawi tanpa mempertimbangkan nilai-nilai keakhiratan, bahwa ilmu dan
orang berilmu dan yang mengamalkan ilmu masuk surga. Ada keutamaan ilmu dan
penggunaan ilmu yang diangkat Allah beserta orang orang yang beriman.
c.
Pokok-Pokok
Bahasan
1.
Pengertin ilmu
2.
Hadis-hadis
yang mengandung kalimat ilmu
3.
Perbandingan
ilmu menurut hadis-hadis nabi saw. Dengan konsep ilmu dalam perspektif Barat
4.
Analisis
5.
Kesimpulan
B.
PENGERTIAN
ILMU/PENGETAHUAN
Ilmu
adalah intlektual[2],
ilmu berasal dari kata ‘alima( علم)
mengetahui ia, tahu ia akan sesuatu (‘alim al- amr ). Jamaknya ‘ulum (
علم
). Kata aliimun ( عليم ) yang mengetahui, jamaknya ulama ( علماء
)orang-orang yang mengetahui.
Dari kata ini juga Al-‘Aliim
( العليم
),Al-‘A liim )العاليم ) dan Al ‘Allama ( الاعللم )yang berarti nama Tuhan ( Allah) yang maha
mengetahui.
Pengertian
kata atau bahasa tentang ilmu yakni mengetahui (kata benda), sesuatu
yang diketahui, yang dengannya orang memahami, mengerti tentang eksistensi dan
esensi sesuatu.Pengertian secara bahasa ini terasa sempit dan belumlagi
menggambarkan pengertian secara lengkap menurut bentuk, sifat dan karakteristik
ilmu.Adapun definisi Ilmu menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Ednurut
Dr. MJ. Langerveld, Pengetahuan ialah kesatuan subjek yang mengetahui dan
objek yang diketahui. Suatu kesatuan
dalam mana objek itu dipandang oleh
subjek sebagai diketahuinya,
Menurut
A. Baikuni, Ilmu merupakan general consensus dari masyarakat yang terdiri
dari para scientist.
Menurut
Mohammad Hatta, Tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang
pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya, tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam.[3]
Ensiklopedia
Amerikana, menjelaskan sebagai berikut. Science,
is one defines as systematized positif
knowledge, then the history of science is the description and explanation of the velopment of that knowledge. For example
considering all that know today in
Astronomy. It is a very long story which
takes us beck to prehistoric time when
men began to observe
the sun , moon, stars, planets….. .[4](Sains
adalah suatu penegasan tentang sistem ilmu pengetahuan positif, tentang sejarah
dari sains yang merupakan diskripsi dan
eksplanasi dari perkembangan ilmu
pengetahuan. Sebagai contoh Dasar dari semua pengetahuan pada hari ini
(misanya) dalam Astronomi. Hal itu merupakan sejarah yang panjang dimana yang
demikian memakai latar belakang waktu prehistoris kemudian orang mulai mengobservasi matahari, bulan, bintang, planet…..)
Dalam khasanah
ilmu barat modern, ilmu bersifat positif-materialis, dapat diamati diobsevasi,
dan diuji dan disimpulkan secara paktual.Hal ini menunjukkan ilmu adalah
sesuatu yang rill.Dalam satu sisi Ilmu yang demikian dapat diterima, karena
ilmu tidak hanya bersifat khusus, tetapi juga bersifat umum.
Suriasumantri mengatakan,
Pengetahuan dapat diartikan secara luas, yaitu mencakup segala hal yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu.
1.
Pengetahuan
indrawi ( Knouledge). Pengetahuan ini meliputi semua phenomena yang
dapat dijangkau secara langsung oleh
panca indra.
2.
Pengetahuan
ilmiah (scince). Pengetahuan yang
meliputi semua phenomena yang dapat
diteliti dengan riset atau eksprimen,
sehingga apa yang berada dibalik
knouledge bisa terjangkau lagi oleh
rasio.
3.
Pengetahuan
filsafat. Pengetahuan ini mencakup segala phenomena
yang tak dapat diteliti, tetapi dapat dipikirkan, batas pengetahuan ini
adalah alam bahkan diluar alam yaitu Tuhan.[5]
4.
Menurut Anshari
selain dari tiga jenis pengetahuan diatas terdapat Pemgetahuan teologi, yaitu
pengetahuan keagamaan, pengetahuan tentang agama, pengetahuan tentang
pemberitaan dari Tuhan. Pengetahuan keagamaan atau pengetahuan agama adalah
faham subjek mengenai objek yang dalam
hal ini adalah agama.[6]
C. HADIS – HADIS TENTANG ILMU/PENGETAHUAN
1.
Ilmu dan
pemahaman agam dasar kebaikan
حدثناعلي بن حجر اخبرنا اسماعيل بن جعفر اخبرني عبد الله بن سعيد بن
هند عن ابيه عن ابن عباس ان رسول لله صلى
الله عليه وسلم قال من يردالله به خير
يفقهه فيدين [7]
Artinya:
Ali ibnu Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja’far memberitahukan kami,
Abdullah bin Said bin Abi Hindun menceritakan kepada kami dari ayahnya dari
ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw.
Bersabda: Barang siapa dikehendaki
oleh Allah kebaikan padanya, maka Allah memberikan kefahaman (ilmu) dalam soal
agama (Hadis Hasan)
Dalam
hadis ini terlihat bahwa kebaikan dikaitkan dengan kefahaman dalam soal agama (ilmu),.Orang
yang memiliki ilmulah yang dapat melakukan kebajikan dalam hidup, disebabkan
kefahamnnya terhadap agama dan kebaikan.Nabi dalam salah satu hadis mengkaitkan
agama dengan akal.
Pemilik ilmu adalah Allah maka Ia akan
memberikan-nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan disertai kebaikan dan
kemudahan memahaminya dalam soal agama, tentunya yang dimaksudkan adalah ilmu
pengetahuan secara luas, tidak seperti pandangan Barat yang sekuler. Pada
prinsifnya ilmu pengetahuan dipandang sebagai kesatuan, kemudian dipisahkan
sesuai dengan objeknya, dan pembidangan ilmu pengetahuan bertujuan untuk
merumuskan spesialisasinya serta
menunjukkan bentuk dan sifat ilmu. Dalam hadis ini terlihat bahwa,
pertama, fungsi atau tujuan ilmu adalah
membuat kebaikan, ilmu adalah untuk kemaslahatan, bukan ilmu untuk ilmu. Kedua,
ada hubungan kebaikan dengan kefahaman, khususnyakefahaman ilmu agama, dimana dasar ilmu agama memberikan
sifat kebaikan meskipun seseorang itu menguasai ilmu-ilmu lainnya, demikian
pentingnya dasar ilmu agama bagi dasar penguasaan ilmu pengetahuan, lemahnya
dasar ilmu agama maka penguasaan ilmu pengetahuan menyebabkan kerusakan,
kesombongan dan kesewenang-wenangan.Dasar ilmu agama itu adalah pengetahuan
tentang Tuhan.
فاعلم انه لا اله الا الله
(محمد
19)
Maka
ketahuilah bahwa tidak ada tuhan selain Allah.
Hadis
berikut menjelaskan amal yang uatama dalah berilmu mengenai Allah, merupakan
dasar kefahaman agama dan dasar ilmu
penegatahuan.
افضل الاعمال العلم با لله ان العلم ينفعك معه قليل العمل وكثيره وان
الجهل لاينفعك معه قليل العمل ولا كثيهر
Artinya:
Amal yang paling utama adalah berilmu mengenai Allah, sesungguhnya ilmu itu
mendatangkan manfaat bagimu (bila engkau) bersamanya sedikit maupun banyak
amal. Dan sesungguhnya bodoh itu
tidaklah mendatangkan manfaat bagimu
(bila engkau) bersamanya, sedikit maupun banyak amal itu
(Hadis
diriwayatkan oleh al-Hakim, at Turmuzi dalam Nawaadir dan ibnu Abdil Bar dan
lain keduanya dari Anas ra
Anas
meriwayatkan bahwa seorang laki-lakin datang menemui Nabi saw. Dia berkata; Apa
amal yang utama ?, beliau menjawab; Berilmu mengenai Allah. Kemudian dia
bertanya lagi (setelah datang kedua kalinya), lalu beliau menjawab seperti itu
juga.Maka laki-laki itu berkata; Ya Rasulallah, sesungguhnya aku bertanya
padamu mengenai amal. Maka nabi meneruskan;
Sesungguhnya ilmu itu mendatangkan manfaat bagimu….dan seterusnya bunyi hadis.
Hadis ni
diterangkan sebagai berikut:
Allah
swt.Berfirman; Sesungguhnya Allah bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Dia. Dia
dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu menegakkan keadilan.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيم
Artinya:
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan Dia yang menegakkan
keadilan, para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu) Tidak ada tuhan selain Dia
yang maha perkasa lagi maha bijaksana (S. Ali Imran ; 18)[8]
Firman Allah Surah Fathir; 28
وَمِنَ
النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا
يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌغَفُورٌ (28
Artinya:
Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatng
ternak yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada
Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.Sesungguhnya Allah maha perkasa
lagi maha pengampun.Firman Allah Al-Ankabut: 43
وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا
يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ
Artinya:
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Firman
Allah lagi. S. Az-Zumar;9:
دِيَارِهِمْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا
وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الْأَلْبَابِ (9)
Artinya;
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah diwaktu-waktu malam dengan
bersujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya, katakanlah; Adakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.[9]
2.
Menuntut ilmu
dan kemudahan
حدثنا محمود بن غيلان اخبرنا ابو اسامة عن الاعمش عن ابى صا لح عن ابى
هريرة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له
طريقا الى الجنه [10]
Artinya:
Ahmad bin Ghailan menceritakan kepada kami. Abu Usamah memeberitahukan kami
dari al-A’masyi dari Abi Shaleh dari Abi
Hurairah berkata. Rasulullah saw. Bersabda. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
memudahkan baginya jalan menuju syurga.
(Hadis
ini hasan)
حدثنا نصربن علي اخبرنا خا لد
بن يزيد العتلي عن ابي جعفر ارازي عن الر بيع بن انس عن انس بن
ما لك قال رسول الله صلي الله عليه وسلم من خرج
في طلب علم فهو
Artinya:
Nasr bin Ali menceritakan kepada kami , Khalid bin Yazid al-Attall
memberitahukan kepada kami, dari Abu Ja’far ar-Razi dari ar-Rabi bin Anas, dari
Anas bin malik Rasulullah saw. Berkata: Barang siapa keluar
(dari rumahnya) untuk mencari ilmu maka dia jihad di jalan Allah sehingga ia
kembali (Hadis ini Hasan Garib dan sebahagian ahli hadis meriwayatkan hadis
ini tapi tidak meriwayatkannya secara marfu)
3.
Hilangnya ilmu
dengan meninggalnya ulam
حدثنا هارون بن اسحاق
الهمداني اخبرنا ابدالله بن سليمان عن هشام ين عروه عن ابيه عن عبدالله بن عمر وبن
العاص قال قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم ان الله لايقبض العلم انتزاعايتزعه
من النا س واكن يقبض العلم بقبضى العلماء حتى ازا لم يترك عالما اتخزالناس رؤسا
جهالا فسئلوا فافتوا بعير علم فضلوا واضلوا
Artinta:
Harun bin Ishak al-Hamdani mencerirtakan kepada kami, Abdallah bin Sulaiman
memberitahukan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Abdullah
bin al-Ash Rasulullah saw. Bersabda, sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu
dengan mencabutnya dari manusia tetapi Allah mengambil ilmu dengan caramengambil
para ulama, sehingga jika Dia tidak meninggalkan seorang alim, maka orang-orang
menjadikan pemimpin mereka dari orang-orang yang bodoh lalu mereka ditanya maka
mereka menjawab tanpa dengan ilmu, kemudian mereka sesat dan menyesatkan.
4.
Ilmu
dan mengamalkan ilmu
العالم والعلم ولعمل في الجنه فازلم يعمل العالم بما يعلم كان العلم ولعمل في الجنه وكان العالم
ف النار
Artinya:
Orang ‘alim, ilmu dan amalnya berada dalam syurga, apabila seorang ‘alim tidak
mengamalkan ilmunya maka yang berada dalam syurga hanyalah ilmu dan amalnya
saja, sedang orang ‘alimnya berada dalam
neraka.
Hadis ini
seiring dengan ancaman Allah dalam
al-quran. surat Shaff ;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا
تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا
تَفْعَلُونَ
Artinya; Hai oran-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ?.
Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan [12]
(S. as-Saff; 2,3)
5.
Ancaman bagi
penuntut ilmu untuk dunia
حدثنا ابوالاشعث احمدبن
المقدام العجلى البسرى اخبرنا امية بن خالد
اخبرنا اسحاق بن يحي بن طلحة حدثى
ابن كعب بن مالك عن ابيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من طلب العلم ليجارى به العلماء اوليمارى به
السفهاء ويصرف به وجوة الناس اليه ادخله الله النار
Artinya;
Abu al-Asy-ats ahmad bin al-Miqdam al-Jili
al-Basri, menceritakan kepada kami Umayyah bin Khalid, memberitahukan
kepada kami Ishaq bin yahya bin thalhah, memberitahukan kepada kami ibnu Kaab bin Malik dari ayahnya berkata; Aku
mendengar Rasulullah saw. Bersabda.Barang siapa mencari ilmu agar
diperlakukan sebagai seorang yang pandai
atau untuk berbantah dengan orang-orang yang bodoh atau menarik
perhatian manusia kepadanya niscaya kelak Allah memasukkannya ke neraka
(hadis ini gharib)
حدثنا علي بن نصربن علي احبرنا محمدبن عباد الهنائي اخبرنا علي بن
المبارك عن ايوبي السختيانى عن خالدبن
دريك عن ابن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من تعلم علما لعيرالله او اراد
به عيرالله فليتبوا مقعده من النار
Artinya;
Ali bin Nasr bin Ali menceritakan kepada kami Muhammad bin Abbad al-Hunaini, memberitahukan kepada kami dari
Ayyub as-Shakhutiyani dari Khalid bin Duraik dari ibnu Umar dari Nabi saw.
Bersabda; Brang siapa belajar ilmu
karena selain Allah atau menghendaki dengan ilmu itu selain Allah, maka hendaklah ia menyiapkan
tempat duduknya di neraka
D.
PERBANDINGAN
KONSEP ILMU MENURUT HADIS DAN SAINS
Ilmu
dapat dilihat sebagai sesuatu yang diketahui (pengetahuan, tahu), ilmu
pengetahuan (science) yang ber ciri ilmiah.Dan filsafat.Ketiganya memiliki
karakter ilmu dan objek kajian yang berbeda yang diakui sebagai ilmu. Ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat
ini bersumber dari pemikiran dan filsafat
Barat, sebagi hasil dari aufclarungnya Jerman atau renaissance-nya
Erofa, Ilmu dalam pemikiran Barat adalah material oriented, syarat dengan hukum
alam (low of natural) dengan prinsip alam adalah satu-satunya yang wujud,
sesuatu diluar alam tidaklah diketahui, tidak jelas, tidak pasti. Oleh karena
itu diabaikan saja.
Landasan
filsafat Barat tentang ilmu ini memberikan implikasi terhadap perwujudan ilmu
dimana alam menjadi sesuatu yang mutlak, penyelidikan ilmiah merumuskan konsep
ilmu sesuai dengan hubungannya dengan benda-benda material seperti yang ditulis
dalam Ensiclopedia Americanapada awal pembahasan ini, selengkapnya peneliti
tuliskan sebagai berikut:
Science, if one
defines as systematized positif
knowledge, then the history of science is the description and explanation of the pelopment of that knowledge. For
example considering all that we know today
in Astronomy, how did we optain that knowledge. It is a very long
story which takes us beck to prehistoric time when men began to
observe the sun , moon, strs,
planets….. .[13]
(Sains didefinisikan sebagai system pengetahuan positif, dimana sejarah
sains sebagai deskripsi dan eksplanasi dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh semuanya
mengikuti yang kita ketahui pada saat ini, astronomi, bagai mana kita memilih
ilmu pengetahuan, hal itu merupakan proses panjang dimana kita meruntut
kebelakang kemasa prehistoris, kemudian orangmulai melakukan observasi terhadap
matahari, bulan, bintang, planet……..)
Ilmu
pengetahuan positif yang berkembang pasca modern ini telah menghadapi kejenuhan
yang ditandai relatifitas makna hudup manusia, dimana manusia mengalami dilemma
social dan relatifitas nilai hidup, karena kering dari nilai-nilai spiritual,
akibatnya kehilangan elan vital yang dirindukan manusia.
Islam
sebelumnya (abad ke-7 s/d ke-13) telah memberikan prinsif-prinsif ilmu
pengetahuan dengan merujuk kepada sumber ajaran-nya (quran dan
hadis).Prinsif-prinsif ilmu pengetahuan ini mengakomodasikan nilai-nilai
spiritual dan material menjadi fundasi sifat esensial dari ilmu pengetahuan.
Sebagaimana penelitian tematik ilmu menurut hadis Nabi saw ini menggambarkan
bahwa ilmu adalah pengetahuan dimana seseorang dapat mengetahui sesuatu.
Kemampuan mencerap makna sesuatu itu menjadikan orang memahami
persoalan-persoalan hidup, ilmu menjadi solusi, karena itu Nabi saw. (islam)
mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan, menguasainya dan
memanfaatkannya dengan jujur dan ikhlas untuk kebaikan hidup dunia dan akhirat.
Seorang alim dapat menjadi pencerah dalam masyarakat yang memiliki derajat yang
tinggi disisi Allah swt. Malaikat dan manusia,
Tetapi alim yang tidak mengamalkan ilmu masuk neraka, sedang ilmu dan
amalnya masuk neraka. Alim tidak boleh menyembunyikan ilmu, alim tidak boleh
menggunakan ilmu hanya untuk kepentingan dunia semata, kesombongan, atau untuk
dipuji orang dan lain-lain yang menyalahi nilai-nilai kehormatan dan
keakhiratan, bahwa alim harus mempersembahkan ilmunya kepada Allah sebgai
pemilik hakiki darilmu, untuk kesejahteraan manusia dan sekalian alam.
Hadis-hadis Nabi saw. secara formalis selalu mengaikan penguasan ilmu dengan
spritualitas, keluhuran ilmu dan pemilik ilmu serta amal yang didasarkan kepada
ilmu, dimana semuanya memiliki tembusan kepada prinsif eskatologis yang kuat.
Bahkan terlihat fahan eskatologis ini terasa menjadi pengendali terhadap ilmu,
pemilik ilmu dan penggunaan ilmu, sehingga dapat terkendali dan ilmu tidak
menjadi sesembahan (disamping Allah), ilmu tidak bebas nilai, ilmu tidak untuk
merusak.
Firman
Allah pada Surat 2 (Al-Baqarah); 165.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ
لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Artinya;
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah, mereka mencintainya sebagai mana mereka mencintai Allah .Adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah sangat berat sisksaNya
(niscaya mereka menyesal).
E.
ANALISIS
Penuntut
ilmu pengetahuan, orang berilmu pengetahuan dan yang mengamalkan ilmu pengetahuan
sangat mulia disisi Allah swt, malaikat dan manusia. Ilmu pengetahuan dalam
Hadis-hadis Nabi saw, tidak sekedar bentuk
dan rumusan dari aspek-aspek material duniawi semata, kebenaran ilmu
harus merujuk kepada nilai fungsional dan tujuannya, sebagai mana cuplikan
hadis Nabi saw.
Amal
yang paling utama adalah berilmu mengenai Allah, sesungguhnya ilmu itu
mendatangkan manfaat bagimu (bila engkau)bersamanya sedikit maupun banyak amal.
Dan sesungguhnya bodoh itu tidaklah
mendatangkan manfaat bagimu (bila
engkau) bersamanya, sedikit maupun banyak amal itu
Ilmu
pengetahun berkembang secara sistematis, logik, menurut formatnya, rasional,
berdasar objektifitas dan universal
diakui sebagai hal-hal yang alamiah, tetapi tidak meninggalkan aspek spritualnya
(ruh), yang membentuk world vieaw (pandangan dunia yang melandasi ilmu
pengetahuan dan tujuan ilmu pengetahuan, dengakan kata lain ilmu pengetahuan
memiliki muatan nilai-nilai Ilahiat dan manusia adalah pewaris ilmu-ilmu
Allah. Pandangan ini menjelaskan, ilmu pengetahuan tidak sekedar persoalan
dunia tetapi ladangnya amal (pahala disisi Allah swt), bahwa disamping
tujuan-tujuan alamiah manusia, ada tujuan-tujuan akhirat yang dihasilkan para
alim dan muta’alim dengan pemanfaatan ilmu.
Perbedaannya
dengan world vieawseaculer science adalah, ilmu pengetahuan terbatas
dalam natural science tidak memiliki spiritual being yang memberi
muatan Ilahiat.Pandangan ilmu pengetahuan sekuler ini menjadikan manusia hamba
dari ilmu, sedanga pandangan Hadis (Islam) ilmu pengetahuan menjadi alat
pengabdian kepada Tuhan.Ini artinya manusia ditempatkan sebagai hamba, yang
kerjanya melakukan pengabdian, kesejahteraan umat manusia dibumi dan ada
balasan yang setimpal di dunia dan diakhirat bagi pengamal ilmu.Sedang ilmu
pengetahuan sekuler mengangkat ilmu sebagai sesembahan, dimana orang berilmu
menjadi penguasa dan pengatur dengan ilmunya, bahkan menjadikan orang-orang
berilmu menjadi tuhan-tuhan di bumi yang pada gilirannya dengan ilmunya
menggerakkan tangannya merusak darat dan lautan, mengeksploitasi sumberdaya
alam sesuka hati.
F.
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu
pengetahuan adalah sesuatu yang dengannya orang mengerti, memahami
gejala-gejala (phenomena) alam, manusia, dan Tuhan yang didukung oleh
fakta-fakta alamiah. Hadis-hadis Nabi saw. mengisyaratkan bahwa ilmu
pengetahuan adalah berbasifat ke-Tuhanan, yang menjadi bentuk rumusan ilmu
pengetahuan, dimana ilmu pengetahuan berdasarkan alamiah, tetapi memiliki fundasi
esensi Ilahiat atau format Ilahiat. Hal ini didasarkan kepada;
Ilmu
milik Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya beserta memudahkan
untuk memahaminya.Penuntut ilmu adalah dalam jihat dan memudahkannya
ke-syurga.Kebaikan didasarkan kepada pemahaman kepada agama.Ilmu, orang berilmu
dan amal yang berdasarkan ilmu masuk syurga.Ilmu tentang Allah dalah yang
utama.Ilmu adalah sarana untuk mengabdi kepada Allah.Kecelakaan bagi orang
berilmu dengan tujuan duniawi dan kesombongan, dan orang berilmu tidak
mengamalkan ilmunya Allah mengancam dengan memasukkan ilmu dan amalnya kesyurga
sedang alimnya masuk neraka.
Ilmu
pengetahuan adalah, kefahaman tentang sesuatu (Tuhan, manusia dan alam)
dimanfaatkan sebagai ladang ibadah untuk mengabdi kepada Tuhan sebagai hamba
untuk kesejahteraan dunia dan akhirat
Pembagian
ilmu; Pengetahuan, sains, filsafat dan teologi, hanya dilihat dari objeknya,
sebagai spesipikasi keilmuan.Namun Islam melihatnya sebagai sesuatu yang utuh
secara konseptual, spesipikasi ilmu pengetahuan tidak menghilangkan unsur
spirit ilmu yakni keilahiatannya.
Kefahaman
tentang Tuhan merupakan dasar kefahaman tentang ilmu pengetahuan dan sebagai
ruh terhadap kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Qawaid Quamar, Tuhan
dan Ilmu Pengetahuan Modern Terj. Dari Buku God’s Existence and
Contemporery Science ITB. Cet. II.
1983.
2.
Leksikon Islam, Tim Penyusun Pustaka Azet, Jakarta, 1988.
3.
Idris
al-Marbawi, Munjid Fil lughah, Darul Masyriq, Beirut, 946.
4.
The
Ensyclopedia Americana, International Edition,
Vol. 24. Lexington Avenue New York. Copyright 1971.
5.
Al Imam at-Tirmizi, Sunan Tirmizi, Jami’us shahihain,
Dar al-Ma’rifah, Publishing & Distributing, Beirut. 1423 H, 2002 M.
6.
Ibid.( Lihat
juga Shahih Bukhari, Afkaru ad-dauliyah, Riyadh.
7.
Ibid.
8.
Ayat ini untuk
menjelaskan martabat orang-orang yang berilmu.
9.
Ibnu
Hamzah al-Husaini al-Hanafiad-Damsyiqi,
Asbabul Wurud, Latar Belakang Historis, timbulnya Hadis-Hadis Rasul. Jilid 1.
Terjemah. M. Suwarta Wijawa dan Zafrullah salim, Pen. Kalam Mulia, Jakarta,
Cet. III, 1996.
10.
Departemen
Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, Pen. CV. J-ART,tt.
11.
The
Ensyclopedia Americana, International Edition,
Vol. 24. Lexington Avenue New York. Copyri
[1]
Qawaid Quamar, Tuhan dan Ilmu Pengetahuan Modern Terj. Dari Buku God’s
Existence and Contemporery Science ITB. Cet. II.
1983. h. 14
[2]
Leksikon Islam, Tim Penyusun Pustaka Azet, Jakarta, 1988. h. 209
[3]
Burhanuddin Salam. Sejarah Filsafat Ilmu
dan Teknologi, Pen. Rineka Cipta Jakarta.cet. I, 2000. h. 14-15
[4]
The Ensyclopedia Americana, International Edition, Vol. 24. Lexington Avenue New York. Copyright
1971. H. 413
[5]
Syarifuddin dan Chandra Wijaya, Pengantar Filsafat Ilmu, pen. Cita Pustaka
Media, cet. I. 2005 h. 24
[6]
Ibid, h. 23
[7]Al
Imam at-Tirmizi, Sunan Tirmizi, Jami’us
shahihain, Dar al-Ma’rifah, Publishing & Distributing, Beirut. 1423 H, 2002
M, h. 1031
[8]Ayat
ini untuk menjelaskan martabat orang-orang yang berilmu.
[9]
Ibnu Hamzah al-Husaini
al-Hanafiad-Damsyiqi, Asbabul Wurud, Latar Belakang Historis, timbulnya
Hadis-Hadis Rasul. Jilid 1.Terjemah.M. Suwarta Wijawa dan Zafrullah salim, Pen.
Kalam Mulia, Jakarta, Cet. III, 1996. h. 258.
[10]
Ibid.( Lihat juga Shahih Bukhari, Afkaru ad-dauliyah, Riyadh. Bab Kitab Ilmu.h.
21
[11]
Ibid.
[12]
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, Pen. CV. J-ART,tt.h. 552
[13]
The Ensyclopedia Americana, International Edition, Vol. 24. Lexington Avenue New York. Copyright
1971. H. 413
0 comments:
Posting Komentar