Pembekalan PPL Tahun 2012

Yaser Amri, MA (kanan) saat memberikan materi pada kegiatan Pembekalan Mahasiswa PPL Tahun 2012.

Gedung Tarbiyah

Gedung Tarbiyah STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa yang mulai digunakan pada Tahun 2011 lalu.

Gedung Dakwah

Gedung Tarbiyah STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa yang mulai digunakan pada Tahun 2013.

Gedung STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa

STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa merupakan perguruan tinggi satu-satunya yang berprediket Negeri di Kota Langsa

International Conference

Pose ketika mengikuti Konferensi Internasional di STAIN ZCK dan AICIS

Selasa, 02 Desember 2008

Islam dan Ilmu Pengetahuan: Posisi ilmu pasti (eksakta) dalam Islam

Dalam Islam sebetulnya tidak ada dikotomi ilmu agama dan ilmu non-agama. Pada dasarnya semua cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu Islami. Pada masa kejayaan Islam tidak ada perbedaan derajat ilmu agama dengan ilmu eksakta sehingga cendikiawan muslim pada masa itu banyak yang menguasai beberapa cabang ilmu sekaligus. Ibnu Sina atau Avicena, selain menguasai ilmu kedokteran juga pakar di bidang filsafat agama dan sastra. Ali Tabari, selain ahli di bidang obat-obatan juga pakar dalam filsafat Islam dan astronomi. Al-Razi atau Razes yang dikenal sebagai dokter dan ahli di bidang kedokteran ternyata juga, pada saat yang sama, seorang pakar teologi, filsafat, kimia dan obat-obatan

Ilmu gunanya adalah untuk menyingkap rahasia Allah dan mengenal tanda-tanda kebesaran Allah, yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk menundukkan alam. Rahasia-rahasia Allah ini bisa diungkap dengan meneliti tanda-tanda yang terdapat di dalam jagad raya, termasuk manusia sendiri. Untuk mengelola alam - dengan modal ilmu - manusia butuh standard of procedure , aturan-aturan dan cara tertentu yang diinginkan Allah agar pengelolaan alam tersebut berjalan dengan aman dan damai. Prosedur dan aturan-aturan ini disampaikan ke manusia melalui wahyu lewat para rasul yang isinya meliputi aturan yang berkaitan langsung dengan pengelolaan alam dan yang tidak langsung.

Manusia yang hendak menyingkap rahasia-rahasia Allah melalui tanda-tanda yang ada di jagad raya menggunakan perangkat ilmu-ilmu alam, seperti fisika, kimia, geografi, geologi, astronomi, falak dan lain-lain.

Manusia yang hendak menyingkap rahasia-rahasia Allah melaui tanda-tandaNya yang ada pada manusia dan makhluk hidup lainnya melahirkan perangkat berupa ilmu biologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, kominikasi, sejarah dan lain-lain.

Ketika manusia hendak menyingkap rahasia-rahasia Allah melalui tanda-tanda yang disampaikan dalam wahyunya muncullah ilmu-ilmu keagamaan, seperti ulumul Quran, ulumul hadits, fiqh, tafsir, kalam, tasawwuf dan lain-lain.

Islam dan Ilmu Pengetahuan; Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Tauhid

Dalam Islam, perintah yang paling mendasar adalah menyembah Allah dan mengesakanNya. Mafhum mukhalafahnya adalah larangan menyekutukan Allah, atau melakukan tindakan syirik. Setelah Allah menciptakan manusia dan menyuruh ciptaanNya itu mengesakannya - berarti manusia hanya boleh tunduk padanya dan tidak boleh tunduk pada sesama ciptaanNya - Allah menjadikannya sebagai khalifah di atas bumi. Dalam posisinya itu manusia diberi wewenang untuk mengatur dan mengelola alam, karenanya, Allah menundukkan alam untuk manusia.

.....dan Dia telah menundukkan bahtera supaya kamu dapat melakukan perjalanan di atasnya dengan perintahNya... (Q:S, Ibrahim:32)


.....dan Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan Dia telah menundukkan bagimu malam dan siang (Q:S, Ibrahim:33)

dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan binatang-binatang ditundukkan (untukmu) dengan perintahNya (Q:S, An-Nahl:12)

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan bathin (Q:S, Al-Luqman:20)

....Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya (Q:S, Al-Zukhruf:13)

Bila ada manusia yang tunduk pada alam maka dia telah menyalahi fungsi penciptaannya, karena sebagaimana firman Allah di atas, seharusnya alamlah yang tunduk pada manusia bukan sebaliknya. Manusia yang tunduk pada alam berarti telah melakukan perbuatan syirik karena tunduk pada yang selain Allah.

Dengan demikian, ajaran tauhid melarang manusia untuk tunduk pada alam tapi sebaliknya justru menguasai alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan manusia yang pada gilirannya memaksa manusia untuk menguasai hukum alam, yang darinya bersumber ilmu pengetahuan dan teknologi.