Selasa, 02 Desember 2008

Islam dan Ilmu Pengetahuan: Posisi ilmu pasti (eksakta) dalam Islam

Dalam Islam sebetulnya tidak ada dikotomi ilmu agama dan ilmu non-agama. Pada dasarnya semua cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu Islami. Pada masa kejayaan Islam tidak ada perbedaan derajat ilmu agama dengan ilmu eksakta sehingga cendikiawan muslim pada masa itu banyak yang menguasai beberapa cabang ilmu sekaligus. Ibnu Sina atau Avicena, selain menguasai ilmu kedokteran juga pakar di bidang filsafat agama dan sastra. Ali Tabari, selain ahli di bidang obat-obatan juga pakar dalam filsafat Islam dan astronomi. Al-Razi atau Razes yang dikenal sebagai dokter dan ahli di bidang kedokteran ternyata juga, pada saat yang sama, seorang pakar teologi, filsafat, kimia dan obat-obatan

Ilmu gunanya adalah untuk menyingkap rahasia Allah dan mengenal tanda-tanda kebesaran Allah, yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk menundukkan alam. Rahasia-rahasia Allah ini bisa diungkap dengan meneliti tanda-tanda yang terdapat di dalam jagad raya, termasuk manusia sendiri. Untuk mengelola alam - dengan modal ilmu - manusia butuh standard of procedure , aturan-aturan dan cara tertentu yang diinginkan Allah agar pengelolaan alam tersebut berjalan dengan aman dan damai. Prosedur dan aturan-aturan ini disampaikan ke manusia melalui wahyu lewat para rasul yang isinya meliputi aturan yang berkaitan langsung dengan pengelolaan alam dan yang tidak langsung.

Manusia yang hendak menyingkap rahasia-rahasia Allah melalui tanda-tanda yang ada di jagad raya menggunakan perangkat ilmu-ilmu alam, seperti fisika, kimia, geografi, geologi, astronomi, falak dan lain-lain.

Manusia yang hendak menyingkap rahasia-rahasia Allah melaui tanda-tandaNya yang ada pada manusia dan makhluk hidup lainnya melahirkan perangkat berupa ilmu biologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, kominikasi, sejarah dan lain-lain.

Ketika manusia hendak menyingkap rahasia-rahasia Allah melalui tanda-tanda yang disampaikan dalam wahyunya muncullah ilmu-ilmu keagamaan, seperti ulumul Quran, ulumul hadits, fiqh, tafsir, kalam, tasawwuf dan lain-lain.

0 comments: